Dok. Adik-Adik Dusun Tanete Bulu |
Pendidikan
adalah jembatan anak bangsa meraih suatu kesuksesan. Pada kenyataannya saat ini
terjadi ketimpangan yang sangat mencolok antara pendidikan di pelosok dan di
perkotaan. Menurut kakak apa yang menjadi penyebab utama hal itu terjadi, dan
apa solusi yang kakak bisa berikan dalam menangani hal tersebut?
Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk hingga 261,1 juta di tahun 2016 dan luas wilayah 1.905 KM persegi. Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk sebesar itu, tentunya tidak mudah dalam pengelolaan negara itu sendiri, terutama pendidikan. Pendidikan di Indonesia sendiri tergolong masih rendah dibanding dengan negara tetangga seperti singapura, malaysia dan negara lainnya.
Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk hingga 261,1 juta di tahun 2016 dan luas wilayah 1.905 KM persegi. Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk sebesar itu, tentunya tidak mudah dalam pengelolaan negara itu sendiri, terutama pendidikan. Pendidikan di Indonesia sendiri tergolong masih rendah dibanding dengan negara tetangga seperti singapura, malaysia dan negara lainnya.
Sebenarnya pendidikan di Indonesia tidak semuanya pada taraf rendah, kita lihat di perkotaan misalnya, pendidikan disana sudah bisa dikatakan maju dan serba ada, bahkan di perkotaan banyak sekolah maupun perguruan tinggi dengan standar internasional dan menjalin kerjasama dengan pihak luar negeri. Berbeda dengan pendidikan di daerah pelosok jangankan sekolah taraf internasional, gedung sekolah pun disana belum layak, untuk melaksanakan proses belajar mengajar.
Menurut saya ketimpangan pendidikan tersebut disebabkan oleh beberpa faktor, tetapi faktor utama ada dua hal yaitu : kurangnya pemerataan SDM tenaga pengajar, dan sarana prasarana yang tidak memadai. Menilik hal-hal diatas saya sebagai salah satu generasi muda yang berstatus sebagai mahasiswa tentunya mempunyai keinginan dan keyakinan bahwa pendiddikan di Indonesia harus setara atau bahkan bisa melebihi negara-negara maju di dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, ada beberapa solusi yaitu pemaksimalan anggaran pendidikan oleh pemerintah, integrasi antara pemerintah dengan seluruh elemen masyarakat termasuk mahasiswa, pemuda, dan relawan pendidikan.
Pertama, pemaksimalan anggaran pemerintah. Pemerintah sendiri sudah berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan menggelontorkan anggaran dana APBN cukup besar. Pada tahun 2018 ini, dana untuk pendidikan dianggarkan sebanyak Rp. 441 triliun, dan pada 10 tahun terakhir sudah menghabiskan dana sebesar Rp. 3.500 triliun untuk pendidikan (viva.co.id). Tetapi nyatanya pendidikan sampai saat ini belum menunjukkan adanya perubahan yang signifikan, terutama masalah ketimpangan pendidikan di perkotaan dan daerah pelosok.
Oleh karena itu pemerintah harus melakukan pemaksimalan penggunaan dana APBN tersebut seperti pembuatan program-program yang konkrit, efisien dan sistematis sehingga terciptanya kualitas pendidikan yang berkualitas dan merata di negeri ini. Kedua, perlunya integrasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menangani masalah pendidikan.
Pemerintah tidak selamanya dapat menyelesaikan permasalahan sendiri, perlu ada keterlibatan masyarakat misalnya dalam pemerataan pendidikan di negeri ini. Sekarang sudah banyak relawan-relawan dari masyarakat yang peduli akan pendidikan di pelosok pelosok negeri, melihat hal ini, seharusnya pemerintah tinggal memfasilitasi relawan-relawan tersebut sehingga percepetan pemerataan pendidikan di Indonesia terlaksana dengan baik. Selain itu, ada lagi unsur masyarakat muda berpendidikan yang memiliki potensi untuk membantu proses percepetan pemerataan pendidikan yaitu mahasiswa.
Mahasiswa aktif di seluruh Indonesia pada tahun 2017 menurut data statistik perguruan tinggi mencapai 6 juta mahasiswa, sedangkan mahasiswa lulus pada tahun 2017 mencapai 1 juta mahasiswa. Dengan berdasarkan data, pemerintah bisa membuat sebuah program kerjasama dengan perguruan tinggi dengan tujuan untuk pemerataan pendidikan di Indonesia, untuk sekarang memang sudah ada program KKN atau pengabdian masyarakat, tetapi belum terintegrasi dengan baik, dan kurang pemaksimalan baik dari anggaran, waktu, dll. Oleh karena itu, pemerataan pendidikan di Indonesia bisa dilaksanakan apabila pemerintah dapat memkasimalkan penggunaan dana untuk pendidikan dan juga integrasi dengan masyarakat untuk mewujudkan pemerataan pendidikan di Indonesia.
Carel Sekolah Jejak Nusantara, Universitas Airlangga Surabaya
Posting Komentar