Refleksi Oleh Kak Alifia "Semangat Belajar dan Mengajar Tanpa Pamrih"

    Siang itu, tepatnya Hari kamis 2 oktober 2025 setelah menunaikan salat Dzuhur, kami memulai perjalanan panjang dari pusat kota menuju Desa Tandung, tempat berdirinya SD Negeri 026 Salupaku. Jalanan kecil dan terjal yang dilewati untuk sampai ke pelosok salupaku tidak memadamkan semangat kami untuk mengabdi menjadi saksi langkah kami menuju pelosok, menembus hutan kecil dan hamparan sawah yang hijau. Perjalanan yang melelahkan ini terasa ringan karena semangat kami untuk mengabdi di sudut negeri yang belum dilirik sama sekali oleh pemerintah setempat.

    Sekolah dasar ini berdiri sederhana, Namun di balik kesederhanaan itu, tersimpan semangat besar dari anak-anak yang setiap pagi menempuh jalan ke sekolah melewati pinggiran sawah dan jembatan gantung hanya untuk bisa belajar. Beberapa di antara mereka bahkan datang menggunakan sandal, berjalan sambil tertawa dan saling menyemangati.

    Kedatangan kami disambut hangat oleh guru dan warga sekitar. Meskipun fasilitas meja dan kursi terbatas, tawa riang anak-anak SD 026 Salupaku menjadi penyejuk hati di tengah udara dingin pegunungan. Mereka begitu antusias mengikuti setiap kegiatan, dari belajar membaca hingga permainan edukatif yang kami bawakan. Saat melihat mata mereka yang berbinar, kami sadar perjuangan kecil ini memiliki arti besar.

    Ada momen yang tak terlupakan ketika seorang siswa berkata dengan polos, “Kak, nanti setelah selesai mengajar kapan datang lagi...? Ucapnya dengan mata berbinar dan senyuman tipis di wajahnya seolah-olah mereka tidak ingin kami kembali. Ucapku kepada adik, nanti kami pasti akan datang lagi tunggu kakak yaa...” Kalimat sederhana itu terasa seperti pelukan hangat, menembus lelah dan perjalanan panjang. Di situlah kami benar-benar memahami arti dari pengabdian bukan hanya berbagi ilmu, tapi juga berbagi kasih dan harapan.

    Kami pulang dengan hati penuh rasa syukur. Dari Desa Tandung, kami belajar bahwa semangat belajar tak pernah mengenal batas, dan bahwa senyum tulus anakanak di pelosok adalah bentuk kemurnian yang jarang kita temui di hiruk-pikuk kota. 

“Setiap langkah kecil yang dilakukan dengan tulus akan menciptakan cahaya di masa depan” 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama