Ayo Berdonasi untuk Pendidikan

Semua manusia dilahirkan dengan kemampuan untuk mengubah hidup orang lain. Memberi adalah salah satu kemampuan itu. Mari bersama-sama wujudkan mimpi adik-adik di sudut negeri untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

KLIK DISINI

Ada 3 permasalahan utama pendidikan di daerah pelosok, yakni sarana dan prasarana, kualitas guru, serta kondisi lingkungan dan masyarakat. Menurut anda, bagaimana cara mengatasi ketiga permasalahan diatas? Dan apa tanggungjawab anda sebagai pemuda?

Perkenalkan nama saya Sastri Ayu Wiranitania bisa dipanggil Tania atau Nia. Saya sedang menempuh S1 di UIN Alauddin Makassar jurusan Manajemen Haji dan Umrah.

Saya sangat tertarik dengan persoalan sosial dan kemanusiaan. Saya mulai tertarik dengan keduanya semenjak menjadi anggota Organisasi KIR di SMA dan mengikuti pengkaderan organisasi lainnya sewaktu SMA. Di Organisasi KIR saya lebih memilih meneliti di bidang IPSK (Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemasyarakatan) walaupun saya dari jurusan IPA.

Awalnya, kelas X SMA saya diajak oleh senior saya dari kelas Akselerasi untuk join di KIR. Sepertinya menarik, saya dan teman" pun mendaftar dan mengikuti segala prosedur untuk menjadi anggota, salah satunya yaitu membuat karya tulis ilmiah. Saya pun meneliti tentang makna tarian pada acara pernikahan yaitu Tradisi Tari Lolusu Terhadap Acara Pernikahan Suku Bugis di Kecamatan Tempe.

Alhamdulillah penelitian saya meraih juara 1 di organisasi KIR Sma 1 Wajo. Kemudian saya bertekad untuk mengikuti LKIR dan PIR (Perkemahan Ilmiah Remaja) di Kec.Majauleng, Kab.Wajo. Saya mengembangkan penelitian saya tentang tarian dengan mendapatkan responden yang cukup profesional di bidang ini. Saya salut dengan beliau yang memberikan informasi dengan serius, mempraktikkan sedikit tariannya sehingga saya dan teman kelompok bisa mengerti.

Beliau tinggal di desa yang terdapat di Kec. Majauleng dan beliau mampu menjaga kearifan lokal yang ada dan mempertahankan nilai dan norma pada tarian tersebut walaupun sebagian orang sudah terikat dengan dunia modern. Di daerah pelosok ada tiga yang menjadi permasalahan yaitu sarana dan prasarana, kualitas guru serta kondisi lingkungan masyarakat.

Pertama, sarana dan prasarana yang kurang memadai misalnya: kurang persediaan buku, meja dan kursi yang tidak layak pakai, bangunan sekolah yang hanya terbuat dari kayu dengan luas yang hanya mampu menampung beberapa siswa. Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu adanya sebuah komunitas yang mampu bekerja sama dengan kepala sekolah dan petugas desa. Bentuk kerja samanya yaitu menyepakati suatu desa itu menjadi desa binaan, memberikan donasi, setelah itu bersama-sama melengkapi sarana dan prasarana.

Kedua, kualitas guru. Kualitas guru mempengaruhi kualitas murid pula. Jika kemampuan guru dalam mengajar cukup baik, maka muridnya pun demikian seperti itu. Tetapi, kembali lagi ke kondisi lingkungan masyarakat yang menjadi permasalahan ketiga. Perlu ada binaan didesa secara menyeluruh. Bukan hanya mengarah pada sekolah saja. Karena, sesungguhnya ketiga permasalahan ini saling berkaitan. Terlebih dahulu, tinjau desa yang akan dijadikan sebagai desa binaan.

Apakah petugas desa dan warga desa mau menerima sebuah komunitas yang siap untuk melakukan perubahan. Kemudian, kita telusuri kondisi lingkungannya seperti apa. Apakah bangunan sekolah yang terbuat dari kayu cocok dengan iklim didesa tersebut atau tidak cocok. Meneliti apakah yang dilakukan misal membangun sekolah, membangun penyimpanan air tidak bertentangan dengan adat istiadat warga desa dan apakah sudah cocok dibangun ditempat tersebut yang tidak menganggu aktivitas warga desa lainnya.

Sedangkan kualitas guru, perlu pendekatan psikologis agar kita mampu memahami apakah guru tersebut mampu menerima saran yang diberikan untuk peningkatan kecerdasan anak-anak disekolah yang siap menghadapi keadaan apapun kedepannya. Setelah itu, kita sebagai pemuda siap membangun desa tersebut baik dari sarana dan prasarana, kualitas guru dan kondisi lingkungan dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan secara ikhlas untuk membantu desa tersebut demi membangun Indonesia menjadi lebih baik dan mempersiapkan diri pada revolusi industri 4.0. Dari hasil ini juga, secara tidak langsung kita sebagai pemuda dapat meningkatkan kualitas anak-anak yang ada di Indonesia.

Relawan SEJARA Angkatan 16
Mahasiswi Unismuh Makassar.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.