Refleksi oleh Kak Buya: "Di Dusun Datara, Belajar Tentang Arti Mengabdi"

 

Dokumentasi pribadi milik Komunitas Koin Untuk Negeri

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Halo kakak-kakak relawan KUN yang luar biasa! Semoga kita semua selalu diberi kesehatan, kelancaran, dan hati yang tetap hangat untuk terus berbagi dan mengabdi. Semoga setiap langkah kecil yang kita lakukan bernilai kebaikan, menjadi amal yang terus mengalir, dan membawa senyum bagi anak-anak serta masyarakat yang kita temui.

Perkenalkan saya Buya, salah satu relawan Komunitas Koin Untuk Negeri angkatan 38. Dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan, izinkan saya berbagi sedikit cerita dan refleksi dari perjalanan saya sebagai relawan Komunitas KUN.

Menjadi relawan di Komunitas Koin Untuk Negeri (KUN) angkatan 38 merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Salah satu momen paling berkesan adalah ketika saya mendapat kesempatan mengajar di salah satu wilayah pelosok, tepatnya di Dusun Datara, Kabupaten Gowa. Pengalaman ini menjadi titik awal bagi saya dalam mengenal dunia mengajar secara langsung, khususnya mengajar anak-anak di daerah dengan segala keterbatasan yang ada. Di sana, saya tidak hanya belajar tentang bagaimana menyampaikan materi, tetapi juga belajar memahami kondisi, karakter, dan kebutuhan anak-anak dengan latar belakang yang berbeda dari lingkungan saya sebelumnya.

Selama mengajar, saya bertemu dengan banyak orang baik, termasuk sesama relawan maupun masyarakat setempat yang masing-masing memiliki ciri khas dan sifat yang unik. Salah satu pengalaman yang paling membekas adalah ketika saya mengajar seorang siswa bernama Yusril, anak dengan karakter yang cukup sulit diatur dan tidak mudah mendengarkan arahan. Menghadapi Yusril mengajarkan saya arti kesabaran yang sesungguhnya. Saya menyadari bahwa mendidik anak tidak hanya soal memberi perintah atau penjelasan, tetapi juga tentang membangun kedekatan, memahami emosi anak, dan menyesuaikan pendekatan agar ia merasa diperhatikan dan dihargai. Dari Yusril, saya belajar bahwa setiap anak memiliki cara belajar dan proses tumbuh yang berbeda-beda.

“Setiap anak memiliki caranya sendiri untuk tumbuh, dan tugas kita bukan memaksa, melainkan menemani prosesnya dengan sabar dan penuh kasih.”
– Buya

Selain pengalaman mengajar, kebersamaan dengan teman-teman sesama angkatan dan relawan lainnya juga menjadi bagian penting dari perjalanan ini. Awalnya, saya tidak menyangka bahwa pertemanan yang terjalin akan sehangat, seseru, dan seasik itu. Kami saling mendukung, berbagi cerita, belajar bekerja sama, serta menghadapi tantangan bersama di lapangan. Kebersamaan tersebut membuat saya merasa bahwa kegiatan relawan bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang tumbuh bersama dan saling menguatkan.

Melalui pengalaman ini, saya semakin memahami makna pengabdian, empati, dan rasa syukur. Menjadi relawan KUN telah membuka cara pandang saya tentang pendidikan, kehidupan di pelosok, serta pentingnya peran kecil yang dilakukan dengan ketulusan. Pengalaman di Dusun Datara akan selalu menjadi kenangan berharga yang membentuk pribadi saya menjadi lebih sabar, peduli, dan menghargai setiap proses dalam kehidupan. Pengalaman ini akan selalu saya simpan sebagai bagian penting dari proses tumbuh saya.

Salam hangat,

Buya

#Komunitas_KUN
#DariSudutNegeriKitaMenginspirasi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama