Seperti yang kita sudah ketahui
bahwasanya pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menjadi tolak
ukur dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Kualitas pendidikan yang baik akan
mampu menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, terlebih
pada era globalisasi seperti sekarang, yang mana perkembangan teknologi dan
informasi sangat pesat.
Sesuai dengan UUD 1945 dan Sistem
Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003, mengamanahkan bahwa setiap warga Negara
Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang layak. Itu artinya, masyarakat di
kota maupun di desa, di daerah maju maupun di daerah yang tidak maju berhak
mendapatkan pendidikan yang formal maupun informal. Salah satunya, seperti di
daerah pedalaman atau pelosok, dan di daerah perbatasan .
Akan tetapi masalah pendidikan menjadi
rata-rata permasalahan yang di hadapi oleh negara-negara berkembang di dunia,
khususnya Indonesia itu sendiri. Faktanya, bangsa Indonesia ternyata belum
mampu memaksimalkan potensi dan sumber daya yang ada, khususnya pendidikan.
Menurut saya kualitas pendidikan di
Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara berkembang lainnya. Mengapa
saya beropini demikian? menurut pengamatan saya sendiri, karena tidak semua
sekolah memenuhi standar pendidikan yang layak. Saya mengambil contoh masalah
perbedaan antara pendidikan di pelosok dengan di perkotaan.
Di daerah perkotaan cenderung lebih maju
daripada di daerah pedesaan atau pelosok. Kesenjangan itu hingga saat ini masih
dirasakan, baik dari kapasitas kemampuan para pengajar, maupun sarana dan
prasarana pendukung pendidikan. Pemerintah dinilai masih kurang dalam
memperhatikan pendidikan yang ada di pelosok daerah.
Hal ini bisa dilihat ketika pihak
pemerintah lebih mengutamakan upaya pembangunan di berbagai sekolah perkotaan.
Di pusat kota, banyak di jumpai sekolah yang berdiri megah. Namun, beda halnya
dengan keberadaan sekolah di pelosok hanya terlihat bangunan sederhana.
Susahnya akses menuju sekolah juga
menjadi polemik bagi anak-anak yang berada di pedesaan atau pelosok untuk
bersekolah. Saat ini masih banyak kita jumpai anak-anak yang pergi bersekolah
harus melewati berbagai medan jalan yang berbahaya bagi mereka.Tak jarang dari
mereka yang pergi ke sekolah dengan menyeberangi sungai,berjalan di jembatan
yang rapuh,hingga bergelantungan melalui pohon dan tebing yang curam. Sebagai contoh kasus yang terjadi di
Desa Kangenan, Pamekasan, Jawa Timur, warga yang akan pergi kerja atau sekolah,
mempertaruhkan nyawa termasuk para pelajar. Mereka terpaksa harus melintas
jembatan yang miring dan rusak, karena hanya jembatan itulah yang merupakan
akses terdekat ke tempat tujuan (Detik, 2012).
Hal ini berbanding terbalik dengan
pendidikan yang berada di perkotaan, yang dimana akses menuju sekolah sangatlah
mudah dan banyak alat transportasi yang memudahkan anak anak yang bersekolah
untuk sampai ditujuannya dalam waktu yang singkat. Dalam memberikan fasilitas,
pemerintah juga dinilai kurang maksimal sehingga pendidikan anak di daerah
pelosok terkesan kurang diperhatikan.
Seperti sarana dan prasarana yang masih
jauh dari kata-kata memadai, ketersediaan buku-buku pendidikan dan jaringan
internet. Sekolah di daerah pelosok banyak yang belum memiliki fasilitas
komputer siswa, tidak seperti di kota hampir semua siswa mengenal dan bisa
mengoperasikan komputer bahkan internet. Hal ini akan menjadi kendala pada daerah
pelosok ketika siswa ingin mendapatkan refrensi tambahan tentang mata pelajaran
yang sedang mereka pelajari.
Guru sebagai tiang pada sistem
pendidikan, merupakan salah satu komponen strategis yang juga perlu mendapatkan
perhatian oleh pemerintah. Misalnya dalam hal penempatan guru, bahwa hingga
sekarang ini jumlah guru dirasakan oleh masyarakat maupun pemerintah sendiri
masih sangat kurang, terutama di daerah-daerah pelosok. Selama ini yang saya
tahu bahwa penyebaran guru-guru di Indonesia tidak merata. Mereka yang
kebanyakan guru-guru baru dan dari segi level pendidikan maupun kualitas lebih
rendah, mereka di tempatkan di desa yang akhirnya tidak terjadi perkembangan
yang baik tentang pendidikan di desa.
Sedangkan, mereka yang mempunyai
pendidikan lebih tinggi dan secara kualitas lebih baik hanya mau mengajar atau
di tempatkan di kota yang sejatinya kualitas pendidikan sudah membaik.
Kesenjangan sosial, kesenjangan sarana dan kesenjangan prasarana yang terjadi
di dunia pendidikan Indonesia memang harus diselesaikan oleh pemerintah
secepatnya.
Mengenai masalah pembangunan gedung
sekolah secara merata, menurut saya pemerintah harus mengalihkan dana untuk
untuk pembangunan gedung sekolahan yang belum ada di setiap penjuru pelosok
daerah.Sudah saatnya pembangunan gedung sekolahan dibuat merata baik di
perkotaan maupun di pelosok. Semua memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk
memperoleh fasilitas gedung sekolahan demi kenyamanan dalam belajar.
Dalam hal ini pihak pemerintah wajib
menelusuri dan memantau kondisi akses jalan menuju sekolah, sehingga dapat
diketahui yang mana seharusnya diutamakan untuk pembangunan fasilitas
infrastruktur jalan tersebut. Selanjutnya, melakukan program pembagian
peralatan sekolah secara gratis.Telah kita ketahui bersama bahwa masih banyak
warga negara khususnya dari daerah pelosok yang tidak mampu dalam memenuhi
kebutuhan peralatan sekolah.
Anak-anak sekolah di seluruh penjuru tanah air
berhak mendapatkan fasilitas peralatan sekolah dari pemerintah secara
gratis.Hal ini dimaksudkan untuk menunjang kegiatan belajar mereka,selain itu
sebagai bentuk pemberian dukungan agar mereka lebih bersemangat dalam menuntut
ilmu di sekolahan. Solusi permasalahan ketiga yaitu penyerataan penyebaran
guru-guru yang berkualitas di semua sekolah di Indonesia.
Adapun ketika banyak guru honorer yang
bekerja secara ikhlas di berbagai daerah,maka seharusnya pihak pemerintah
tanggap dalam menyejahterakan kehidupan mereka yaitu dengan memberikan
tunjangan guru sewajarnya. Hal ini perlu dilakukan agar guru dapat lebih
bersemangat lagi dalam mendidik dan mengajar anak-anak didiknya.
Berdasarkan seluruh penjelasan diatas,
dapat disimpulkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat
rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain.
Kesenjangan pendidikan sangat jelas terlihat antara daerah perkotaan dan
pedesaan. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu dari segi rendahnya
infrastuktur, rendahnya sarana atau fasilitas dan rendahnya kualitas guru.
Pemerintah semestinya harus peka
terhadap kondisi pendidikan di setiap daerah dan dapat mengambil langkah yang
pasti untuk memperbaiki kualitas sesuai dengan kondisi daerah masng-masing
Tidak hanya pemerintah, tetapi masayarat juga harus ikut mengawasi kegiatan
pendidikan di Indonesia. Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang
banyak menuntut perubahan pada sistem pendidikan nasional yang lebih baik serta
mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Dengan meningkatnya kualitas
pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya
dan akan mampu membawa bangsa d kancah internasional.
Calon Relawan Sekolah Jejak Nusantara, Universitas
Hasanuddin.
Posting Komentar