Ayo Berdonasi untuk Pendidikan

Semua manusia dilahirkan dengan kemampuan untuk mengubah hidup orang lain. Memberi adalah salah satu kemampuan itu. Mari bersama-sama wujudkan mimpi adik-adik di sudut negeri untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

KLIK DISINI

Mengajar melalui kelas formal

Menjadi relawan di Dusun Moncongan, Desa Bontomanai Kabupaten Gowa dalam salah satu progam Komunitas KUN (Koin Untuk Negeri) yaitu SEJARA (Sekolah Jejak Nusantara) merupakan hal yang tak pernah terbayangkan di benak saya. Menjadi relawan dengan kegiatan sejenispun baru kali ini, jadi wajarlah saya masih meraba-raba kegiatan yang kayak gini. Motivasi awal saya untuk join, itung-itung yah sedekah ilmu, nambah pengalaman, nambah teman baru, itu aja sih, karena katanya di lokasi kita ngajar anak-anak kecil, tapi mengenai bentuk, rupa dan caranya sama sekali saya belum tahu. Harapan setelah memantapkan hati untuk berangkat yaitu semoga berberkah dan bernilai ibadah itu aja sih.

Berbicara mengenai kesan, suka dan duka selama menjadi relawan SEJARA, kalau mau diceritakan semua sampai berpuluh-puluh lembar kertas mungkin tidak bakalan cukup. Belum perjalanan kesana, saat sampai dan kegiatan disana serta kepulangannya, pokoknya banyak deh. Pertama, perjalanan ke lokasi tuh pada intinya mirip-mirip lirik lagu soundtrack film animasi anak-anak Ninja Hatori, “mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera”, yah mungkin sudah terbayang bagaimana akses jalan kesana yang saya dan teman-teman relawan harus tempuh. Naik turun gunung, menyeberang sungai dan jalan kaki berkilo-kilo meter, lengkap sudah. Namun semua terasa nikmat ketika diselingi dengan candaan dan semangat kebersamaan di perjalanan. Apalagi saat sesampainya di lokasi kami disambut dengan hangat warga dan adik-adik siswa SEJARA, capeknya gak hilang sih cuma ada rasa-rasa bahagia aja gituh, hehehehe.
Pembagian tas dan ATK

Suasana Perjalanan


Saat sampai dilokasi, tentu kami disana bukan untuk rekreasi ada setumpuk kegiatan yang mesti kami jalankan selain mengajar dikelas formal ada juga kelas program SEJARA yaitu kelas literasi, alam, kreativitas dan inspirasi. Miris campur haru kurang lebih seperti itulah yang saya rasakan ketika masuk kelas literasi, bayangkan ada anak kelas 4 SD yang belum bisa membaca, sempat terpikir “apa yang salah dengan sekolahmu dik, sampai hati sudah kelas 4 tapi belum bisa membaca’’. Namun seperti itulah keadaan adik-adik kita disana menempuh pendidikan dengan penuh keterbatasan. Inilah mungkin sebab saya dan teman-teman berada di kampung adik-adik, bagaimana kita mampu memberi perubahan dan menyambung asa adik-adik untuk terus belajar dan meraih cita-citanya sehingga berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Namun yang paling berkesan bagi saya ketika memasuki kelas inspirasi dimana saya dan teman-teman relawan diharuskan memakai kostum berbagai macam profesi dan kebetulan saya memakai kostum pemimpin atau pemerintah, jadi ala-ala bupati atau presiden gitu. Setelah mendapat gambaran mengenai profesi yang kami lakonkan, adik-adik diminta untuk memilih profesi sesuai cita-cita yang mereka impikan selama ini. Dan apa yang terjadi? Semua anak-anak berlarian keteman-teman relawan yang memakai kostum dokter, guru, polisi dan lain sebagainya namun tak seorangpun yang memilih saya. “Apakah yang ada dipikiranmu dik mengenai pemerintah, sampai hati tak seorangpun dari kalian yang bercita-cita menjadi seorang pemimpin pemerintahan? Seburuk itukah image pemerintah di mata kalian?”. Entahlah apa yang apa yang ada dipikiran mereka, namun yang membuat saya sedih bukan karena tidak ada yang bercita-cita menjadi pemerintah tapi karena mengingat begitu beratnya bawaan dari Makassar ditambah kostum-kostum itu, setelah sampai di campakkan begitu saja”. Hahahaha...

Selain keceriaan, kesseruan dan dedikasi dengan anak-anak siswa SEJARA, kebersamaan dengan rekan-rekan relawan juga tak kalah mengesankannya. Suasana kekeluargaan begitu terasa, nyaris tanpa sekat, semua terasa indah, mungkin hal ini terjadi karena kesamaan visi diantara kami yaitu ingin mengabdi dan bededikasi demi mencerdaskan anak bangsa. Entahlah, namun satu hal yang pasti kami berada dikampung Dusun Moncongan, Insya Allah telah memberi manfaat bagi orang-orang disekitar kami, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya.

Tibalah saatnya kepulangan kami dari Moncongan, semua terasa begitu berat melangkahkan kaki dari kampung adik-adik setelah 4 hari saling berbagi baik ilmu, inspirasi maupun pengalaman. Memang terasa singkat ketika ingin melihat progres yang begitu tinggi adik-adik, namun apa boleh buat kami para relawan mempunyai aktivitas-aktivitas lain yang juga tak bisa ditinggalkan. Namun satu hal yang pasti usaha tidak pernah menhianati hasil. Pengabdian dan dedikasi kami para relawan mudah-mudahan akan berbuah manis seperti yang diharapkan dan menjadi doa-doa buat kesuksesan kita kelak. Amin.

Oleh : Andi Zainal “Relawan Angk. II SEJARA”

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.