Ayo Berdonasi untuk Pendidikan

Semua manusia dilahirkan dengan kemampuan untuk mengubah hidup orang lain. Memberi adalah salah satu kemampuan itu. Mari bersama-sama wujudkan mimpi adik-adik di sudut negeri untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

KLIK DISINI


Dalam dunia pendidikan, relawan sekolah jejak nusantara memberikan sentuhan kepada adik-adik untuk berbagi ilmu, pengalaman dan inspirasi. Baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal. Kebutuhan dasar seorang anak adalah asah (stimulasi atau pendidikan), asih (kasih sayang), dan asuh (pemenuhan kebutuhan fisik). Bila kondisi kesehatan anak-anak terjaga secara fisik maupun psikologis maka proses pendidikannya akan berjalan dengan baik. Selain orang tua, guru harus berperan aktif untuk memberikan pendidikan kesehatan anak sejak dini.

Pembelajaran yang diberikan dengan suasana outdoor dengan situasi belajar sambil bermain agar terhindar dari kejenuhan. Adik- adik diajak menjelajah alam (untuk mengenal manfaat tumbuhan dan hewan di sekitar), bermain games, dan menanam apotik hidup. Selain itu, adik-adik di dusun Moncongang diajari “Cara Mencuci Tangan Yang Benar”. Suatu kegiatan yang orang awam anggap sepele namun sangat berarti dalam dunia kesehatan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengajarkan adik-adik cara mencuci tangan yang baik dan benar yaitu dengan cara tujuh langkah menurut WHO (World Health Organization) agar terhindar dari kuman atau berbagai penyakit. Adik-adik sangat antusias, semangat dan memberikan progress yang baik. Senyum dan semangatnya memberikan berjuta warna kebahagiaan.

Moncongang adalah sebuah dusun di desa Bontomanai kecamatan Bungayya Kabupaten Gowa. Sebuah dusun terpencil yang sangat susah diakses, jauh dari kehidupan kota, jauh dari teknologi yang seperti halnya di kota, tak ada pasar tradisional apalagi supermarket, dan tanpa koneksi (jaringan) untuk menelpon apalagi internetan. Berbeda dengan kehidupan di kota yang serba instant dan full internetan.

Butuh tekad, perjuangan dan semangat kuat untuk mencapai dusun tersebut. Berjalan kaki selama ± 3-4 jam melewati hutan, bebatuan, tanjakan, bentangan sawah, dan melawan arus sungai yang deras. Tak ada kendaraan roda empat, roda duapun hanya terhitung satu sampai tiga yang melewati jalan menuju Moncongang. Sangat sulit membayangkan warga disana yang tiap minggunya berjalan kaki memikul beras untuk dijual di kota. Hati kecil menangis ketika kami (relawan) berpapasan dengan beberapa orang di jalan yang sedang menggendong seseorang yang sakit menggunakan sarung. Jauh dari fasilitas kesehatan yang selayaknya. “orang sekarat kalau dibawa ke puskesmas, meninggalnya di jalan. Ibu-ibu yang mau melahirkan, melahirkan ditengah jalan” ujar Ningsih (salah satu teman relawan sekaligus penduduk asli Moncongang).

Terimakasih kepada adik-adik Moncongang yang slalu bersemangat untuk belajar, terimakasih kepada keluarga Pak Abu (seorang bapak multitalent yang semangatnya sangat luar biasa untuk membangun Moncongang dan generasi-generasinya menjadi lebih baik), terimakasih teman-teman relawan sekolah jejak nusantara komunitas KUN yang telah membukakan mata hati dan pola pikir kami untuk selalu bersyukur dan berbagi kepada sesama.
Dari sudut Negeri kita menginspirasi. Salam Volunter....

Oleh : Helmi Juwita
Asal : Ners UIN Alauddin
Status : Relawan SEJARA








Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.